Walaupun Berbeda.. Namun Tetap Satu.. INDONESIA.

Jumat, 17 Desember 2010

Cap Go Meh, Perayaan Hari 15 Bulan Satu Imlek

Cap-Go-Meh adalah lafal dialek Tio Ciu dan Hokkian. Artinya malam 15. sedangkan lafal dialek Hakka Cang Njiat Pan. Artinya pertengahan bulan satu. Di daratan Tiongkok dinamakan Yuan Xiau Jie dalam bahasa Mandarin artinya festival malam bulan satu. Capgome mulai dirayakan di Indonesia sejak abad ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Semasa dinasti Han, pada malam capgome tersebut, raja sendiri khusus keluar istana untuk turut merayakan bersama dengan rakyatnya. Setiap hari raya baik religius maupun tradisi budaya ada asal- usulnya.

Pada saat dinasti Zhou (770 - 256 SM) setiap tanggal 15 malam bulan satu Imlek para petani memasang lampion-lampion yang dinamakan Chau Tian Can di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman. Memasang lampion-lampion selain bermanfaat mengusir hama, kini tercipta pemandangan yang indah dimalam hari tanggal 15 bulan satu. Dan untuk menakuti atau mengusir binatang-binatang perusak tanaman, mereka menambah segala bunyi-bunyian serta bermain barongsai, agar lebih ramai dan bermanfaat bagi petani. Kepercayaan dan tradisi budaya ini berlanjut turun menurun, baik didaratan Tiongkok maupun diperantauan diseluruh dunia. Ini adalah salah satu versi darimana asal muasalnya Capgomeh.

Demikian pula Cap Go Meh yang dilaksanakan masyarakat Tionghoa di Singkawang, Kalimantan Barat. Festival yang telah menjadi Town Festival ini menyedot perhatian masyarakat luas, baik lokal maupun internasional. Festival Cap Go Meh tahun 2010 pada tangal 1 - 9 Februari, berdasarkan keterangan dari Ketua Panitia CGM 2010 Singkawang, Lio Kurniawan, telah berhasil mendatangkan turis mancanegara untuk menyaksikan Festival ini, terutama dari Australia, Singapura, Hongkong dan Taiwan.

Festival Kota ini juga telah berhasil mengintegrasikan dan mengikis perbedaan yang terdapat dalam masyarakat, dibuktikan dengan fakta bahwa festival ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat Tionghoa saja, tetapi semua elemen masyarakat di kota Singkawang. Puncak dari kerjasama dalam festival ini berbuah manis pada pemecahan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Kue keranjang asal Kota Singkawang, Kalimantan Barat yang memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan tinggi 99 centimeter, diameter 2,88 meter, dan berat 8,735 ton akan dibagi kepada masyarakat. Rencananya, Wali Kota Singkawang Hasan Karman akan memotong kue secara simbolis sebelum dibagi kepada masyarakat, Senin (1/3/2010) pukul 09.00 WIB.

Atraksi Tatung dalam CGM Singkawang 2010 (www.singkawang.us)

Ketua Panitia Cap Go Meh Singkawang Lio Kurniawan mengatakan, kue keranjang itu akan dibagikan kepada masyarakat yang akan hadir di Stadion Kridasana. Kota Singkawang dalam perayaan Cap Go Meh ini telah mencatatkan dua rekor sekaligus yakni kue keranjang dan lampion.

Kue Keranjang Raksasa Festival CGM Singkawang 2010

Lampion Raksasa Festival CGM Singkawang 2010

Lampion asal Singkawang berhasil memecahkan rekor dengan catatan tinggi 23 meter dan diameter 32 meter. Selain dua rekor tersebut, Singkawang juga berhasrat memecahkan rekor untuk perarakan tatung terbanyak. Jumlah tatung yang didaftarkan ke panitia sebanyak 777 orang, tetapi petugas Muri baru akan mengumumkan hasil penghitungannya Minggu malam. Tatung adalah orang yang didandani menggunakan pakaian khas masing-masing komunitas dan biasanya sudah dirasuki oleh roh halus sehingga memiliki kekebalan tubuh.

2 komentar:

  1. mantaaap.. smoga slalu mempromosikan budaya kalbar.. nice artikel

    BalasHapus
  2. Hard Rock Casino: No Limit Hold'em - DrMCD
    Hard Rock Casino: 광양 출장마사지 No Limit 대구광역 출장마사지 Hold'em · 1. 서귀포 출장안마 Texas Holdem. No 영주 출장마사지 Limit Hold'em. No Limit Hold'em. No Limit Hold'em. No Limit 보령 출장안마 Holdem. No Limit Hold'em.

    BalasHapus